TAMER CHAT

Masjid Jami'al Mustaqim

Salah satu masjid tertua di TAMER

Kantor Kepenghuluan Lenggadai Hulu

Pusat kegiatan pemetintahan di TAMER

Putrasampoerna FC

Team Sepakbola TAMER, PUTRASAMPOERNA. Team sepakbola yang cukup ternama di Rokan Hilir

Sudut TAMER

Salah satu sudut pemandangan kota TAMER

Sarang Walet

Bangunan yang mendominasi kota TAMER

Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 November 2011

Produsen LHE lokal ajukan safeguard

ATM - Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) akan mengajukan instrumen pengaman (safeguard) ke Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI), Senin (14/11). Permintaan ini untuk melindungi industri dalam negeri dari serbuan produk China.

Ketua Umum Aperlindo John Manopo mengatakan dokumen pendukung dalam proses pendaftaran safeguard sudah siap diajukan ke KPPI. "Ada tujuh perusahaan yang akan menandatangi pengajuansafeguard," kata John, Jumat (11/11).

Tujuh perusahaan Lampu Hemat Energi (LHE) itu adalah Shinyoku (Jakarta), Hori (Jakarta), Elektra (Jakarta), Sinar (Bandung), Chiyoda (Surabaya), Sentra Solusi Elektrindo (Surabaya) dan Tjipto Langgeng Abadi (Surabaya).

Aperlindo menyatakan telah terjadi penurunan produksi akibat banyaknya produk LHE impor dari China. John mengklaim rata-rata produsen LHE di Indonesia hanya bisa memanfaatkan 20% dari total kapasitas produksi di pabrik.

Dia mencontohkan produksi Sentra Solusi yang hanya mencapai 8 juta per unit akibat terjepit produk impor dari China. Padahal, menurutnya, kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 40 juta unit per tahun.

Aperlindo menunjukkan, impor LHE sepanjang Januari hingga September 2011 mencapai 162,42 juta unit. Realisasi impor selama 9 bulan itu telah melebihi total impor tahun 2010 yang sebesar 161,24 juta unit. Hingga akhir tahun, Aperlindo memperkirakan, impor LHE mencapai 220 juta unit dari total konsumsi sebesar 260 juta unit. 

Akibat serbuan produk China ini, Aperlindo menuding banyak produsen LHE lokal menjadi importir. Jumlah produsen LHE lokal terus menurun. Bila pada 2008, jumlah produsen LHE mencapai 18 perusahaan maka saat ini diperkirakan tinggal 10 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 200.000 unit.

Sekretaris Eksekutif KPPI Djoko Muljono berjanji menindaklanjuti pengaduan itu setelah diterima secara lengkap. "Prosesnya akan cepat, tapi tergantung kelengkapan datanya," kata Djoko. Pengajuan safeguard Aperlindo juga akan diberitahukan terlebih dahulu ke WTO.



SUMBER : IndustriKontan

Harga Sawit Naik Perlahan

ATM - Meski tidak signifikan, secara perlahan harga komoditas utama perkebunan di Riau mulai mengalami kenaikan, setelah dalam beberapa minggu sebelumnya sempat anjlok hingga menembus angka Rp 1.000 untuk umur 3 tahun. Merangkaknya sawit seiring dengan naiknya
harga crude palm oil (CPO) dan kernel di pasaran dunia.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Ferry HC, kepada Tribun, Kamis (17/11) menyebutkan, pekan ini harga komoditas perkebunan memang mengalami kenaikan harga, walaupun tidak signifikan. Untuk periode 16 November
sampai 22 November 2011, harga CPO bertengger di angka Rp 7.094,26 dan untuk kernel Rp 3.194,02.

"Dari minggu sebelumnya ada kenaikan, dan pekan ini juga ada kenaikan. Di periode 9-15 November 2011 harga CPO tertera pada angka Rp 6.991,04 per kg. Sedangkan harga kernel menjadi Rp 3.095,50 per kg. Ini artinya ada kenaikan, termasuk pekanbaru. Harga TBS pekan kemarin umur 3
tahun Rp 1.034,79, dan sekarang Rp 1.065,62," ujar Ferry Hc.

Untuk umur 4 tahun, berada di posisi Rp 1.191,24, umur 5 tahun Rp 1.275,23, umur 6 tahun Rp 1.311,61 dan umur 7 tahun Rp 1.362,01. Sedangkan untuk umur 8, 9 dan 10 tahun yaitu, Rp 1.404,39, Rp 1.448,78 dan 1.489,78. Pada periode sebelumnya,umur 4 tahun di patok pada harga
Rp 1.156,78. Umur 5 tahun dihargai sekitar Rp 1.238,35. Umur 6 tahun
kini menjadi Rp 1.273,67.

Selanjutnya, untuk umur 7 tahun, pekan ini dihargai Rp 1.322,61, umur 8 tahun dihargai Rp 1.363,77. Umur 9 tahun kini menjadi Rp 1.406,87, dan terakhir untuk umur 10 tahun dihargai di angka Rp 1.446,68. Berbeda dengan kelapa sawit, harga karet di Riau malah mengalami penurunan. Beberapa perusahaan pengolahan juga terus menurunkan harga.

Sebelumnya, pabrik pengolahan karet seperti PT Rickry Pekanbaru, PT P&P Bangkinang, PT Tirta Sari Surya dan PT Andalas Agrolestari memberikan pemerataan harga pada angka Rp 29.000. Dan untuk pekan ini anjlok ke posisi Rp 26 ribu. "Ya, berbanding terbalik. Turun," tuturnya.


SUMER- TRIBUNNEWS PEKANBARU